Bila kita membicarakan mitos yang terdapat dalam peradaban warga Jawa pada spesialnya, hingga hendak terdapat banyak sekali mitos yang telah dipercayai secara turun- menurun.
Pada mitos- mitos tersebut tersirat pesan moral yang terencana disamarkan.
Nasehat yang terdapat di dalam mitos tidak dicetuskan secara lugas serta terus cerah, namun cuma memakai bahasa aradan ataupun petunjuk perbuatan.
Terdapat sebagian mitos yang hingga dikala ini masih banyak dipercayai serta dicoba oleh warga Jawa.
Sebagian mitos di atas memiliki pesan- pesan yang tersamarkan. Perihal ini membuat orang awam yang tidak ketahui jadi bimbang.
Dari mitos- mitos tersebut sesungguhnya nampak kalau mitos memiliki nasihat yang bermanfaat buat kelangsungan hidup manusia.
Tidak hanya itu pula ialah pembelajaran etika budaya yang diajarkan oleh orang tua kepada anak- anaknya di warga Jawa.
30 pantangan/ pamali dalam budaya tersebut merupakan:
- “ora ilok tudung kukusan, mundak dicaplok boyo” yang berarti wadah menanak nasi tidak boleh digunakan sebagai topi.
- ”ora ilok mbuwang tumo” yang berarti tidak boleh membuang kutu ke lantai.
- “ora ilok ngideki lante” artinya tidak boleh menduduki tikar yang tergulung karena membuat cepat rusak.
- “ora ilok jendelo mengo” artinya tidak boleh membuka jendela pada malam hari.
- “ora ilok pajang tanpo semir” artinya tidak boleh membiarkan bantal tidak menggunakan sprei.
- “ora ilok kasur tanpo pramada” berarti tidak baik memakai kasur tanpa sprei.
- “ora ilok ngandut tampah” berarti tidak boleh wanita hamil menduduki wadah makanan.
- “ora ilok lumbung tanpo dhasar” artinya tidak baik lumbung padi yang diak diberi daun pada dasar bangunannya.
- “ora ilok sumur ing ngajengan” artinya tidak baik membuat sumur di halaman rumah.
- “ora ilok pawon mangetan” artinya tidak baik dapur menghadap ke timur.
- “ora ilok nggites ngenggon” artinya tidak baik membunuh kutu kepala saat masih berada di kepala.
- “ora ilok lung ngajeng” artinya tidak baik memenanam semak semak di depan rumah.
- “ora ilok pawuhan celak wismo” artinya tidak baik tempapat pembuangan sampah dekat rumah.
- “ora ilok ngingah dandang” artinya tidak baik memelihara burung gagak.
- “ora ilok nyapu dalu” artinya tidak baik menyapu pada malam hari.
- “ora ilok kurep adjang” artinya tidak baik jika tidak langsung mencuci piring.
- “ora ilok woh obong” artinya tidak baik membahar sampah yang belum kering.
- “ora ilok ngadhep uwuh” artinya tidak baik tidak membuang sampah dengan segera.
- “ora ilok uncal uwuh” artinya tidak baik melempar sampah melalui jendela.
- “ora ilok mangan worek” artinya tidak baik makan dengan rambut yang masih acak acakan.
- “ora ilok tan sesawur” artinya tidak baik tidak pernah sedekah.
- “ora ilok tan memulek” artinya tidak baik tidak pernah mendoakan orang tua.
- “ora ilok anjangkar” artinya tidak baik memanggil orang tua dengan sebutan tidak sopan.
- “ora ilok wismo bangbangan “artinya tidak baik membuat rumah dengan barang bekas.
- “ora ilok durung mantu wes gawe omah” artinya tidak baik belum menikah tapi sudah serumah.
- “ora ilok sanggar cungkup” artinya tidak boleh membangun rumah dengan bahan bekas cungkup makam.
- “ora ilok ora ilok respati sukro” artinya tidak baik berhubungan badan pada kamis malam.
- “ora ilok mantu pawon” artinya tidak baik menikahkan seseorang didapur.
- “ora ilok usap wastra” artinya tidak baik mengusap tubuh yang kotor hanya dengan kain.
- “ora ilok kandang omah” artinya tidak baik memasukkan hewan peliharaan kedalam rumah.