Batik telah menempel dengan warga Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Malang. Semenjak abad XIX saja, upacara tradisional di Malang telah mengharuskan pemakaian medhang koro alias hiasan kepala, udeng, serta sewek dengan motif batik. Dulu, motif batik yang digunakan merupakan motif Sidomukti. Bersamaan berkembangnya era, motif batik Malangan terus menjadi tumbuh, salah satunya terdapat motif batik Malang Kucecwara.
Karakteristik Batik Malang Kucecwara
Karakteristik khas utama batik ini merupakan motif khas Malangan semacam mahkota, tugu Malang, rumbai singa, patung, bunga teratai, sulur- sulur pula isen- isen berupa belah ketupat. Nyatanya motif yang diseleksi ini bukan hanya mencerminkan ikon- ikon Malang, tetapi motif batik Malang Kucecwara ini pula mempunyai filosofi tertentu.
Mahkota
Motif awal ialah mahkota. Ikon ini bukan sembarang mahkota, tetapi wujud mahkota dari raja Gajayana yang sempat bawa kerajaan Gajayana terletak pada puncak kejayaannya. Dengan motif ini, terdapat harapan batik Malang Kucewara bisa jadi batik yang bawa Malang pada puncak kejayaan seperti mahkota mendampingi raja Gajayana.
Tugu Malang
Malang identik dengan tugunya. Tidak hanya jadi ikon kota Malang, motif Tugu diseleksi sebab mencerminkan kekuasaan daerah, ketegaran serta keperkasaan.
Bunga Teratai
Semacam Tugu Malang yang tidak lepas dari bunga teratai, begitu pula dalam motif batik Malang Kucecwara ini. Bunga Teratai menggambarkan sesuatu keelokan alam yang penuh kesuburan.
Rumbai Singa
Bukan jadi perihal yang asing ya bila Singa jadi salah satu animal spirit masyarakat Malang. Semacam ikon sepak bolanya, Arema yang dijuluki Singo Edan, rumbai singa pada batik Malang Kucecwara melambangkan jiwa warga Malang yang pemberani, mempunyai semangat membara, serta pantang menyerah.
Arca
Dalam motif batik ini, patung candi Singosari mewakili salah satu peninggalan budaya Malang. Tidak hanya itu, patung ini menegaskan pada kejayaan Singhasari, salah satu kerajaan terbanyak yang terdapat di Malang.
Sulur- sulur
Motif sulur- sulur jadi lambang kehidupan yang senantiasa bekembang tetapi tidak abadi, sebagaimana tiap manusia kesimpulannya hendak mati. Sulur- sulur yang bersambung satu sama lain menggambarkan generasi penerus yang hendak terus melanjutkan serta melestarikan tujuan kehidupan.
Isen- isen Belah Ketupat
Isen- isen ini diambil dari relief candi Badut, yang dimaknai selaku pengakuan kalau manusia tidaklah makhluk sempurna. Terdapat lepat dalam kata ketupat, suatu pengakuan kalau manusia tentu melaksanakan kesalahan.
Filosofi Batik Malang Kucecwara
Dari filosofi- filosofi tersebut, diharapkan terdapatnya sesuatu keluhuran dari pemakainya buat senantiasa jadi pemberani, menghargai kehidupan, bertanggung jawab dengan penuh rasa hormat, serta menyayangi area sekitarnya.